Senin, 24 Maret 2014

Makalah Perencanaa dalam Perspektif al-Qur'an


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Al-Quran al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai cirri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya di jamin oleh Allah SWT dan ia adalh kitab yang slalu dipelihara.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Terjemahannya : sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an dan Kamilah Pemeliharan-pemeliharanya.[1]

Demikianlah Allah menjamin keotentikan al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahahkasaan dan Kemahatuhanan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama manusia.[2]
Al-Qur’anul karim juga sebagai kitab suci kaum muslimin memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai “Hudan atau petunjuk” sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 2:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِين
Terjemahannya: Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.[3]

Untuk memperoleh petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur’an itu sendiri, sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya terhadap kandungan al-Qur’an tersebut, yang kompleks membahas permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum terjadi. Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Maupun keberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini tentang Perencanaan, hal tersebut sudah tertulis di dalam al-Qur’an.
Yang harus disadari adalah bahwa pemahaman manusia terhadap al-Qur’an, bagaimanapun sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal, dan apapun yang bersandar pada akal tersebut tidak pernah menjadi hal yang mutlak, jadi sepenuhnya persoalan akal dan kualitasnya dalam memahami al-Qur’an dan seberapa jauh kemampuan akal untuk kajian dan interprestasi secara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itulah dalam pembahasan ini penulis mencoba mensinergiskan dan mengungkap secara langsung bahwa perencanaan  sesungguhnya dapat kita kaji dan kita interpretasikan dengan al-Qur’an jika akal kita mau berpikir.
Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan, dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dimaksud, agar mendapatkan hasil yang optimal.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2.      Bagaimana kandungan ayat-ayat al-qur’an terkait pembahasan masalah perencanaan? 
3.      Bagaimana manfaat perencanaan dalam kehidupan sehari-hari?









BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Perencanaan Dan Ruang Lingkupnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Perencanaan berasal kata rencana yang artinya cerita; rancangan; konsep; laporan pemberitaan, sedangkan perencanaan itu sendiri berarti proses; cara; perbuatan merencana; penyusunan rencana (kosep, cerita, uraian).[4]
Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk mendefenisikan perencanaan itu sendiri diantaranya:[5]

·         Latar belakang pendidikannya.
·         Latar belakang sosialnya.
·         Latar belakang pengalamannya.
·         Filsafat hidup orang yang bersangkutan.
·         Paradigma yang digunakan.
·         Pra anggapan yang dijadikan acuan acara konseptual.
·         Pendekatan kognitif yang digunakan dalam aksestuansi tertentu.
·         Bentuk, sifat dan jenis factor-faktor lingkungan yang diperhitungkan.
·         Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun pengertian perencanaan itu sendiri banyak di ungkap oleh pakar atau ahli diantaranya:
·         Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai.
·         Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
·         Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.[6]
·         Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaiman melakukannya.
·         SP. Siagiaan mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
·         Y.Dior berpendapat perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam rangka mencapai sasaran tertentu.
·         Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan.[7]
·         Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[8]
·         Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.[9]
Ketika dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu organisasi kependidikan, maka perencanaan pendidikan menurut ST Vembriarto (1988 : 39) dapat didefiniskan sebagai penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid-murid serta masyarakat.[10]
Planning[11] atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.[12]
Berbagai pendapat diatas menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dan sebagainya. Semuan itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan.
Dalam dunia ilmu manajemen modern, istilah perencanaan sudah sangat tidak asing dan dianggap sebagai salah satu pilar penting manajemen yang lima yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), implementasi atau pelaksanaan (actuating), koordinasi (coordinating) dan pengawasan (controlling).
Dalam ilmu manajemen modern, istilah perencanaan (planning) sudah sangat tidak asing dan dianggap sebagai salah satu pilar yang memiliki fungsi vital.  Melalui perencanaan sebuah program memiliki landasan yang efektif bagi tercapainya tujuan serta efektivitas pendayagunaan sumber-sumber daya yang ada. Perencanaan juga menjadi garis-garis batas untuk mengontrol terjadinya deviasi atau penyimpangan.
Perencanaan (planning) oleh Mondy dan Premeaux dalam bukunya Management: Concepts, Practices and Skills didefinisikan sebagai “proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.”[13]
Dari definisi ini maka perencanaan dalam dakwah dapat dimaknai dengan upaya-upaya yang dilakukan dalam menentukan tujuan dan target sebuah aktifitas dakwah melalui pengumpulan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian merumuskan metode dan tata cara untuk merealisasikannya dengan seoptimal mungkin. Dalam kaitan ini sebuah perencanaan dakwah hendaknya memenuhi tiga unsur utama sebuah perencanaan yaitu:
ü  pengumpulan data
ü  analisis fakta  
ü  penyusunan rencana yang konkrit.[14]
Dalam perencanaan terlebih yang harus diperhatikan yaitu apa yang harus dilakukan dan siapa yang akan melakukannya. Jadi, perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan keputusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang, terhadap mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Keperluan merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu.
Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan usaha-usaha yang akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternative masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik.[15]
Setelah mengamati pendapat beberapa ahli atau pakar maka dengan demikian perencanaan mengandung beberapa unsur yaitu:
·         Tujuan yang ingin dicapai
·         Kegiatan yang akan dilaksanakan
·         Orang yang akan melaksanakannya
·         Perangkat yang di butuhkan
·         Orang yang akan mengawasi pelaksanaannya.

B.   Kandungan Ayat-Ayat Al-Quran yang Terkait
1.      Dalam surah al-Hasyr ayat 18

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون

Terjemahannya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah  dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ma qaddamat ligad yang artinya memperhatikan apa yang telah dilakukan untuk hari esok pada firman Allah tersebut dapat kita tafsirkan dan kita buktikan bahwa Alquran telah memperkenalkan teori perencanaan baik berkaitan dengan perencanaan dalam kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat. Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelas kan bahwa intropeksilah diri kalian sebelum kalian diintropeksi dan lihatlahlah amalan apa yang telah kalian simpan untuk bekal hari kiamat.[16]
Imam Al-Ghozali  kemudian menafsirkan ayat diatas sebagai berikut; bahwa manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dimana proses kehidupan manusia tidak boleh sama dengan kehidupan yang sebelumnya (kemarin), disamping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali mengandung makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia kerjakan, serta harus mempersiapkan diri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang terbaik demi hari esok.
Prof. Dr. Quraish Shihab dalamnya tafsir “al-Misbah” nya, menafsirkan bahwa ayat tersebut berbicara mengenai perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata “waltandzur’ nafsumma koddamat lighod”, mempunyai arti bahwa manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam kehidupan ini. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
حاسب نفسه في الدنيا قبل أن يحاسب يوم القيامة[17]
 Artinya: Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menghitung-hitung amal perbuatannya dan mempersiapkan amalan untuk hari esok” (HR. at-Turmudzi).
Perintah untuk memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, dipahami oleh Thabathabai yang dikutip dalam Tafsir al-Misbah sebagai perintah untuk evaluasi terhadap amal-amal yang dilakukan. Ini seperti seorang tukang telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk memperhatikannya kembali agar menyempurnakan nnya bila telah baik, atau memperbaikinya bila masih ada kekurangannya, sehingga jika tiba  saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan dan barang tersebut terlihat sempurna.[18]
Dalam sudut pandang Islam, perencanaan yang menyeluruh tidak hanya meliputi cara berfikir strategis saja (dengan berbagai alat berfikir), tapi yang lebih penting adalah menempatkan keyakinan/keimanan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya yang Maha Berkehendak, Maha Mengabulkan dan Maha Mengetahui yang terbaik bagi mahklukNya, sementara manusia hanya bisa berencana sebagai salah satu bentuk ikhtiar, tinggal lagi manusia cukup berserah diri berharap agar pencapaian dari sebuah rencana adalah ridho-Nya semata.
Ayat al-Qur’an diatas menekankan tentang prosepencapaian tujuan dari perencanaan yang tidak boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada orang-orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepadan-Nya, kita haruslah memperhatikan segala perbutan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar Perencanaan dimana tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta orientasi pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif.
Perencanaan dalam fungsi mamagement amat penting. Suatu kegiatan yang sukses biasanya merupakan indikasi dari perencanaan yang matang. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu kita perlu menyiapkan beberapa lapis perencanaan agar ketiatan tersebut dapat mencapai sukses maksimal sebagaimana yang kita kenal dengan istilah ; Plan A, Plan B dan Plan c, dan seterusnya.
2.      Surah Shad ayat 27:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Terjemahannya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
 Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya diwaktu siang dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-rubah dari malam ke malam, sangat bermanfaat bagi manusia. Semua itu diciptakan dengan penuh perencanaan yang sangat besar bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa, Allah menjelaskan Ia menciptakan alam semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi didalamnya mengandung banyak sekali hikmah.[19]
3.      Surah al-Qashash ayat 77

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِين
Artinya : Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat tersebut mengunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat, bahkan dengan menekanya untuk bersungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya.[20] Ayat ini bisa kita  pahami secara konteks dan hal ini menandakan bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai harus di dasari dengan penuh perencanaan yang matang demi mencapai apa yang kita inginkan.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang Perencanaan itu sendiri.
C.   Manfaat dari Perencanaan
·         Karena perencanaan meliputi usaha untuk memetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka perencanaan haruslah bisa membedakan point pertama yang akan dilaksanakan terlebih dahulu.
·         Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang kan kita capai.
·         Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang akan mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat dibuat beberapa poin sebagai kesimpulan yaitu:
·         Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
·         Ada beberapa ayat – ayat al-Qur’an yang terkait masalah perencanaan dan pesan intinya adalah “hendaknya setiap apa yang ingin diraih harus dengan perencanaan yang matang agar apa yang ingin dicapai bisa diraih dengan semaksimal mungkin”.
·         Manfaat dari perencanaan itu sendiri yaitu salah satunya dapat mendeteksi adanya hambatan-hambatan yang dapat menggagalkan apa yang diinginkan.

B.   Implikasi
Demikianlah makalah yang penulis dapat sajikan sesuai dengan batas  kemampuan kami, dengan harapan mudah-mudahan apa yang peneliti sajikan ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca dan bagi diri pribadi penulis khususnya sehingga kelak bisa menjadi bahan pembelajaran ketika menyusun makalah yang serupa dikemudian hari.
Penulis  pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak sekali kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan bahkan sangat jauh dari standar penulisan karya ilmiah sehingga penulis mengharapkan ada fit back  atau umpan balik dari para pembaca berupa kritikan, saran, pemikiran, dan ide-ide yang sifatnya membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan tulisan dan pengetahuan peneliti. Demikianlah semogah benilai ibadah disisi-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Agama,  RI  Departemen,al-qur’an dan Terjemahannya. Bandung : Sygma Examedia Arkaleena, t.th.
Agama RI, Departemen Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta : DIPA Badan Litbang, 2007.
Bukha>ri, Dkk, Azas-azas Manajemen. Yogyakarta : Aditya Media, 2005.
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
I>’sya Abu> ‘>sya, Muhammad bin. Al-Ja<mi as-Shahih  ath-Tirmidzi.  Beirut ; Da>r Ihya> At-Tu>rats al-‘Araby, t.th.
M. Echols, Jhon dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia . Ed; III, Jakarta : PT. Gramedia Utama, 1998.
Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Cet; IV, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2011.
Pusat Bahasa, Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia .Ed; III, Jakarta : Balai Pustaka, 2002.
P. Siangian , Sondang. Fungsi-fungsi Manajerial . Cet; IV, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2002.
Sa’ud , Udin Syaefuddin  dan Abi Syamsuddin Makmun. Perencanaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2005.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat : Ciputat Press, 2005.
Shihab,  Quraish. Membumikan al-Qur’an . Cet; XXVIII, Bandung: Mizan Pustaka, 2004.
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Usman,Husaini. Manajemen, teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Vembriarto,ST. Pengantar Perencanaan  Pendidikan ( Educational Planning ). Jakarta: Andi Offset, 1988.
Widjaya,AW. Perencanaan sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta : PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987.










[1] Departemen Agama RI,al-qur’an dan Terjemahannya  (Bandung : Sygma Examedia Arkaleena, t.th) h. 262

[2]Dr. M. Quraish Shihab, M.A, Membumikan al-Qur’an (Cet; XXVIII, Bandung: Mizan Pustaka, 2004) h. 21
[3]Departemen Agama RI,al-qur’an dan Terjemahannya ,h.2
[4]Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia  (Ed; III, Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ) h.94
[5]Prof. Dr. Sondang P. Siangian, MPA, Fungsi-fungsi Manajerial (Cet; IV, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2002), h.49
[6] Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial,  h. 36
[7] Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ) h. 36
[8] Udin Syaefuddin Sa’ud dan Abi Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan, ( Bandung : Rosdakarya, 2005 ), h.3-4
[9] Husaini Usman, Manajemen, teori, Praktek dan Riset Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 49
[10] ST. Vembriarto, Pengantar Perencanaan  Pendidikan ( Educational Planning ), (Jakarta: Andi Offset, 1988), h. 39
[11]Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia ( Ed; III, Jakarta : PT. Gramedia Utama, 1998 ) h. 457
[12]AW. Widjaya, Perencanaan sebagai Fungsi Manajemen, ( Jakarta : PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987). H. 33
[13]Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, ( Ciputat : Ciputat Press, 2005), h. 61
[14] Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, h.62
[15] M.Bukha>ri, Dkk, Azas-azas Manajemen, ( Yogyakarta : Aditya Media, 2005), h.35-36
[16]Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Cet; IV, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2011), h. 36
[17] Muhammad bin I>’sya Abu> ‘>sya, Al-Ja<mi as-Shahih  ath-Tirmidzi, Juz IV  ( Beirut ; Da>r Ihya> At-Tu>rats al-‘Araby, t.th.), 638
[18] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.130
[19]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid 8 ( Jakarta : DIPA Badan Litbang, 2007) h.366

[20] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,h. 407-408

Tidak ada komentar:

Posting Komentar